BERITABerita Dunia

Arkeolog Temukan Tengkorak Buddha Di Kuil Kuno

Arkeolog Temukan Tengkorak Buddha Di Kuil Kuno

Arkeolog Temukan Tengkorak Buddha Di Kuil Kuno

REINHA.com – Para arkeolog mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan kuil Buddha berusia 1.000 tahun di Nanjing, China. Dan yang mengejutkan di dalam kuil tersebut diduga tersimpan apa yang diyakini sebagai tulang tengkorak dari Buddha Gautama.

Seperti dilansir Huffingtonpost, 1 Juli 2016, tim peneliti melaporkan dalam jurnal Chinese Cultural Relics, bahwa mereka menemukan sebuah stupa di bawah tanah dari kuil kuno tersebut. Stupa terbuat dari kayu cendana, perak, emas dan ditutupi dengan batu permata yang terbuat dari Kristal, kaca, batu akik dan lapisan lazuli.

Di dalam stupa tersebut terdapat peti yang terbuat dari perak, dan di dalam peti perak tersebut terdapat satu peti lagi yang terbuat dari emas. Di dalam peti emas itu terdapat tulang tengkorak yang diyakini sebagai milik Buddha.

Entah benar atau tidak, namun bersama dengan stupa tersebut ditemukan dokumen kuno yang mengatakan bahwa di dalam peti emas itu terdapat tulang tengkorak Buddha. Tulisan yang ditulis oleh pria bernama Daming juga mengungkapkan bahwa stupa itu dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (AD 997-1022), pada masa Dinasti Song.

Deming menulis bahwa setelah Buddha memasuki Parinirvana (kematian akhir yang memutus siklus kematian dan kelahiran kembali), tubuhnya dikremasi di dekat Sungai Hirannavati, India. Orang yang memerintah India pada saat itu, Raja Ashoka (pemerintahan 268-232 SM), memutuskan untuk melestarikan relik (sisa-sisa kremasi) Buddha, dan membagi relik menjadi 84.000 bagian. “Tanah kami menerima 19 relik, termasuk tulang tengkorak” tulis Deming.

Tulang tengkorak disimpan di sebuah kuil yang hancur sekitar 1.400 tahun yang lalu dalam serangkaian perang. Kaisar Zhenzong kemudian setuju untuk membangun kembali kuil untuk menyimpan tulang tengkorak Buddha, dan relik Buddha lainnya. Relik dimakamkan di ruang bawah tanah di bawah kuil pada 21 Juli 1011 Masehi, dengan menggelar upacara pemakaman yang paling serius dan rumit. (rsn-reinha)

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.